PERKEMBANGAN MEDIA AUDIO DI SD (TINGKAT RENDAH + TINGKAT TINGGI)
Orientasi pedagogi
modern pada humanisasi proses pendidikan menyebabkan permasalahan aktual
terciptanya kondisi optimal untuk perkembangan pribadi setiap anak, penentuan
nasib sendiri. Masalah ini sangat relevan bagi anak-anak sekolah dasar karena
hasil penelitian psikologis dan pedagogis menunjukkan bahwa belakangan ini,
proses perkembangan pribadi dan penentuan nasib sendiri anak-anak pada usia ini
menjadi lebih kompleks. Hal ini didasarkan pada ketidaksempurnaan lingkungan
emosional-kemauan mereka, keterlambatan pembentukan sistem hubungan sosial,
identifikasi usia, dan masalah pendidikan keluarga. Situasi pendidikan di
sekolah modern menuntut seorang anak untuk secara aktif memecahkan masalah
bahasa baru yang kompleks, yang utamanya adalah kemampuan siswa untuk menjalin
hubungan bisnis satu sama lain dan dengan seorang guru pada materi yang
dipelajari. Tingkat pembentukan keterampilan bahasa berkontribusi tidak hanya
pada efektivitas pelatihan tetapi juga untuk sosialisasi dan perkembangan siswa
secara umum (Sabdenova dkk, 2019). Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang
siswa untuk mengembangkan bentuk komunikasi tertinggi dengan orang dewasa dan
teman sebayanya. Salah satunya adalah menggunakan media pembelajaran.
Media secara umum
didefinisikan sebagai sarana penyampaian informasi dari satu tempat ke tempat
lain. Pada abad yang lalu, berbagai bentuk media telah digunakan untuk
menyampaikan pengajaran dan mendukung pembelajaran. Contoh media pembelajaran
termasuk cara tradisional untuk menyampaikan instruksi (papan tulis, buku teks,
proyektor overhead, dan guru), media
massa yang digunakan untuk pendidikan (koran, film, audio, dan televisi), dan
media pembelajaran "elektronik" yang lebih baru (komputer, interaktif
video, dan sistem multimedia). Semua instruksi membutuhkan pemilihan dan
penggunaan setidaknya satu media untuk menyampaikan instruksi. Banyak media
alternatif dan campuran media dapat dipilih untuk tujuan pembelajaran dan
kelompok siswa tertentu (Sabdenova dkk,
2019). Salah satu contoh media pembelajaran adalah media audio.
Media pembelajaran
audio merupakan sarana teknis yang baik. Alat tersebut berkontribusi pada
implementasi semua jenis persepsi suara dalam pembentukan keterampilan
pengucapan, penyediaan informasi pendidikan dalam bentuk bahasa alami dalam
pengajaran mendengarkan dan pengucapan, mengintensifkan proses pembelajaran.
Jenis media pembelajaran audio antara lain rekaman audio, perangkat penyiaran, tape recorder, pemutar rekaman,
perangkat audio (berupa perangkat pasif dan audio aktif) di laboratorium
bahasa. Menurut UNESCO (dalam Sigmun &Flecher, 2000), saat mendengarkan,
seseorang mengingat 15% informasi bahasa, dan saat melihat sebanyak 25%, dalam
proses melihat dan mendengarkan 65%
informasi akan diingat olehnya. Sarana teknis ringan dan suara pendidikan
banyak digunakan di sekolah pendidikan umum modern.
Untuk menyampaikan isi
pesan dan muatan pendidikan, sesuai dengan peran ideal media audio sebagai
media publik yaitu penyampai informasi, pendidikan, dan hiburan yang mencakup
(1) pendidikan formal yang menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi, (2) pendidikan nonformal yaitu jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang, dan (3) pendidikan informal (jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan)
Selaras dengan
pemikiran yang telah dikemukakan, pemanfaatan media audio sebagai media
pembelajaran telah dapat memenuhi kesembilan karakteristik media audio bagi
siswa sekolah dasar secara umum baik kelas rendah atau kelas tinggi, yaitu: 1) theater of mind (media audio memiliki
kemampuan untuk membangkitkan imajinasi pendengar); 2) personal (media audio
mampu menyentuh pribadi pendengar); 3) sound
only (media audio hanya menggunakan media suara dalam menyajikan
informasinya); 4) at once (media audio dapat diakses dengan cepat dan
seketika); 5) heard once (media audio
didengar secara sepintas); 6) secondary
medium half aers media (media audio hanya bisa menjadi teman dalam
beraktivitas); 7) mobile/portable
(media audio secara fisik mudah dibawa kemana saja¸8) local (media audio bersifat lokal, hanya di daerah yang terjangkau
frekuensinya); dan 9) linear (media audio tersusun secara sistematis) (Innayah,
2014).
Media audio sekarang
diimplementasikan pada pembelajaran dengan dikaitkan pada teknologi. Seperti
pemakaian handphone atau recorder
kecil yang mudah dibawa. Implementasi berdasarkan manfaat yang dikemukakan
oleh Sudjana dan Rivai (dalam Sanaky,
2009) bahwa media pembelajaran audio perlu dimanfaatkan untuk mengatasi
keterbatasan proses pembelajaran. Sebagai contoh media pembelajaran dalam
proses pembelajaran kelas tinggi di SD adalah pada mata pelajaran IPS kelas V
Sekolah Dasar dengan materi Makna Pusaka Bangsa Hindu-Budha dan Islam di
Indonesia. Guru menyajikan rekaman audio atau rekaman ponsel terkait agama
Budha dan Hindu dan siswa menginterpretasi materi dari suara yang didengarnya. Materi
ini biasanya disampaikan dengan metode cerama didaktik dan menggunakan materi
buku sebagai media pendukungnya. Teknologi saat ini dapat dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran. Penggunaan teknologi
dalam ilmu sosial sebagai sarana untuk memotivasi siswa dengan melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat instruksional yang familiar
yang meningkatkan efikasi diri siswa dan kepercayaan diri. Dari artikel
tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran IPS
sebagai sarana untuk memotivasi siswa dengan melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan self-efficacy
dan self-worth.
Selain di kelas tinggi,
media audio juga bermanfaat bagi pembelajaran kelas rendah. Dengan media
seperti sound, lagu-lagu dari guru,
dan lain sebagainya Guru menerapkan penggunaan lagu menghafal tentan materi.
Misalnya, saat mengajarkan bahasa inggris pada siswa kelas rendah yaitu di
kelas 2 materi menghafal abjad dalam bahasa Inggris. Guru bisa menyajikan lagu
itu melalui tape recorder yang akan ditirukan siswa-siswa. Menurut Putri
(2020) dapat menirukan dengan cepat apa yang mereka dengarkan. 20 dari 30 siswa
dapat cepat menghafal, dan sisanya hanya mengucapkan dengan seadanya saja
sesuai apa yang mereka dengarkan. Itu berarti, media audio memiliki peran besar
dalam pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Innayah.
2014. Radio Edukasi Sebagai Salah Satu Sumber Belajar Dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jurnal KWANGSAN Vol. 2- Nomor 1, Nopember 2014
Putri,
Mega Rahayu Arifin. 2020. Media Pembelajaran Menggunakan Audio Visual Untuk
Proses Menghafal Anak Kelas II SD dalam Pembelajaran Bahasa Inggris, Jurnal
UMS, 2020
Sabdenova
Bagila, Abdullah Kok, Aziya Zhumabaeva, Zharkynbike Suleimenova. 2019. Teaching
Primary School Pupils Through Audio-Visual Means, International Journal of
Emerging Technologies in Learning (iJET) 14(22):122
Sanaky,
H. A. 2009. Learning media. Yogyakarta: Safiria Insania Press
Sigmund Tobias & Dexter Fletcher. 2020
Media and Learning - Definitions and Summary of Research, Do Media Influence
the Cost and Access to Instruction? New York: Macmillan.
Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Komentar
Posting Komentar
Enter Your Comment Here! :D