Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Panorama Cinta oleh Erina Budi Purwantiningsih

Gambar
Panorama Cinta adalah buku kumpulan puisi dan cerpen karya Erina Budi Purwantiningsih, mahasiswi S1 PGSD Universitas Negeri Malang tahun 2015.  Merupakan buku tunggal pertama yang ditulis sejak tahun 2015 hingga pertama kali rilis pada pertengahan tahun 2016. Buku bertema cinta serta perjuangan seorang remaja memperjuangkan angan, prinsip, serta jati dirinya  dikemas dalam rangkaian cerita pendek serta puisi. Aryna Cintya Devi (mahasiswi UM-2015) mengungkapkan bahwa penulisan cerita yang jelas dan mengena pada maknanya membuat buku ini bisa menjadi kudapan saat senggang sekaligus memaknai kehidupan. Buku Kumpulan Puisi dan Cerpen "Panorama Cinta" oleh Erina Budi Purwantiningsih more informations  https://www.instagram.com/erinabudi_/?hl=id Buku yang berisikan 72 lembar itu juga mendapat tanggapan yang bagus saat pelaksanaan Gebyar Launching 60 buku terbitan FAM Publishing Maret 2017 lalu. Aliya Nurlela (Penulis dan Pegiat FAM) menuturkan Erina adalah siswa sang

Cerita Anak: "Balon Telina"

Gambar
Suatu hari, Telina pergi ke sebuah pekan raya di kotanya. Di sana, ada penjual balon yang beraneka warna. Ada warna biru, putih, kuning, merah, ungu, dan masih banyak lagi. Telina ingin membeli lima buah balon dengan warna yang berbeda-beda. Tentu dengan warna kesukaannya. “Kau mau membeli balon, Nak?” tanya penjual balon itu dengan ramah. Telina mengangguk pelan, “Tentu. Aku ingin warna merah, kuning, kelabu. Ah, dan juga hijau muda, dan biru.” Katanya sambil menunjuk kelima balon pilihannya itu. Tukang balon itu mengambilkan balon-balon pilihan Telina dan menyerahkan kepadanya. “Berapa harganya?” tanya telina sambil menerima balon-balon itu. “Hanya 5 keping peni saja.” Telina mengeluarkan 5 keping peni dari sakunya dan menyerahkannya pada penjual balon itu. “1, 2, 3, 4, 5... lima keping peni, Pak.” Telina pun melambaikan tangan berpamitan. Penjual balon itu tersenyum. “Hati-hati, Nak. Jaga balonmu supaya tidak meletus.”             “Tentu saja.”             Gadis

Perbedaan, Wajarkah?

Gambar
Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Malang berbicara!                 Fanatisme, idealisme, dan sikap egoistik di era kini seolah adalah bumerang yang dapat menikam diri kita sendiri setelah melukai orang lain. Tak elak dikata, berbagai kasus yang menjadi sorotan tajam sekarang adalah bullying via akun sosial media, intoleransi agama, serta pelecehan jati diri bangsa. Bukan lagi rumor saat kita melihat atau bahkan mengalami sendiri ‘pembulian’ baik secara langsung atau via internet. Memang, setiap hal pasti memiliki pro dan kontra yang merupakan hal wajar. Namun, penghinaan dan ‘mematikan’ pihak lain secara berlebih, sehatkah? Menurut saya, tidak. Budaya arif bijaksana yang erat dengan jati diri memupus sudah, ah , tidak, bahkan nyaris lenyap. Kembali lagi pada topik bullying . Bullying sering diartikan perkataan atau perbuatan yang ditujukan untuk menjatuhkan pihak lain. Sering kita lihat di televisi misalnya, pembulian terhadap rekan sekolahnya karena masalah kecil yang dibesar-