Sebuah Kisah (3): Terus Berdiri

Setiap orang berhak mengungkapkan "kelemahannya" saat ia merasa dayanya habis. Kurang lebih aku menyetujui pernyataan itu. Aku bukan ingin menunjukkan kelemahanku, tunggu, tidak ada manusia yang ingin diketahui kelemahannya, tidak satupun. Namun, ada kalanya ia ingin orang lain tahu bahwa menanggung sendiri itu teramat berat adanya dan ia pun berhak berujar, "temani dan bantu aku." Sekalipun ia berkata nyalang di dalam hatinya, untuk dirinya sendiri.
Kuharap ada angin segar yang membisikkan padaku bahwa menjadi terbuka tehadap dunia adalah cara hidup bahagia. Kuharap aku percaya bahwa tak perlu memikul berat menjuntai dan berusaha mengurainya sendiri. Aku butuh melepas lelah, aku butuh duduk, dan aku butuh... bersandar.
Maka yang perlu kulakukan adalah meletakkan penak di penopang yang kokoh, yang sanggup menahanku dan menjaga tegakku. Kuharap alat topangku sekokoh karang, ia tak elak mengaduh walau badai memburu. Kuharap alat topangku adalah langit, yang sudi hidup bersama topan. Dan kuharap alat topangku adalah, kau. Aku ingin terus berdiri. */ern

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk, Kenalan dengan Kampus 3 Universitas Negeri Malang

SEKILAS BATAS PENDIDIKAN DI S1 PGSD UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Mengenal si Uranus: Planet Uranus: Planet Misterius yang Terguling